Rabu, 27 Juli 2011

BERAPA BERAT AIR DI DALAM GELAS INI ????


BERAPA BERAT AIR DI DALAM GELAS INI ????

Seorang dosen, Steven Cove,  suatu saat datang membawa segelas air.  Dia bertanya kepada para mashasiswanya.  BERAPA BERAT AIR DI DALAM GELAS INI ?
Mahasiswa nya menjawab menurut pendapatnya masing – masing.

Namun kata dosen itu,”Jika saya mengangkat nya untuk  1 menit, namun jika saya mengangkatnya lebih dari 1 menit bahkan lebih dari 1 jam pasti sangat berat. Apalagi jika kita mengangkatnya selama 1 bulan saya akan membutuhkan ambulans untuk menolongn saya.”
Nah,  Memang yang terpenting adalah bukan BERAPA BERAT AIR DI DALAM GELAS INI ?, namun lebih pada BERAPA LAMA KITA MENGANGKAT GELAS ITU.
Yang diperlukan hanyalah MELETAKKAN GELAS ITU,  ketika kita sudah tidak sanggup mengangkatnya. Berhenti sejenak, Refresh dan kemudian ketika kekuatan sudah kembali terkumpul angkat kembali gelas tersebut.

Sebuah Renungan :

Demikian juga untuk BEBAN dalam hidup kita.
Tentu saja suatu saat kita mengalami beban yang berat, Letakkan dan angkat kembali untuk saat selanjutnya. Sebagai contoh mungkin pekerjaan – pekerjaan kita di kantor. Saat nya pulang, letakkan semua beban itu dan kerjakan kembali untuk hari esok.

Hidup ini terlalu singkat untuk disia – siakan, kerjakan segala sesuatu yang berarti dan tinggalkan beban yang tidak berguna. Karena Kebahagian tidak dapat dilihat dan disentuh. Namun hakiki kebahagian itu hanya dapat dirasakan dalam hati kita yang paling dalam.

@@@@@@@

SRI SULTAN HAMENGKU BUWONO IX


KERENDAHAN HATI.

Dalam sebuah artikel yang mengulas Sri Sultan Hamengku Bowono IX.

Suatu saat beliau sedang berjalan – jalan dengan mengendarai  jeep- nya. Pada saat itu beliau bertemu dengan seorang wanita pedagang  dengan barang bawaannya yang sangat banyak. Beliau berhenti, dan memberi tumpangan kepada wanita itu, mengantarnya menuju tempat tujuan di kota Yogyakarta. Beliau juga menolong wanita itu menurunkan barang bawaannya. Si wanita itu memberi sejumlah uang, namun beliau menolaknya. Dan selanjutnya pergi melanjutkan perjalanannya.  Si wanita menjadi marah. Namun setelah si wanita itu mengetahui bahwa orang yang sudah menolongnya tersebut adalah Raja – nya, wanita itu pingsan.

Tak heran rakyat Yogya sedemikian mengelu – elukan dan menghormati Raja mereka, Sri Sultan Hamengku Bowono IX karena kerendahan hatinya.

Dan Rasa Hormat terhadap seseorang tercipta bukan karena apapun, namun oleh karena kerendahan hati.

***************