Rabu, 13 Oktober 2010

70 X 07

Naomi & Robert mengucapkan janji pernikahan dan saling menyematkan cincin kawin di altar gereja.
Sebuah Gift untuk pernikahan mereka, sebuah kalung berbentuk jam sebagai bandulnya.
Filosofinya, biarkan jam ini menjadi pengingat sepanjang waktu terhadap pernikahan yang ada.

Dan waktu terus berjalan, kenyataan pernikahan tak seindah yang dibayangkan.
Robert mencari 'kesenangan' sendiri. Tinggal Naomi dengan 3 anak yang harus dibesarkan dan diperjuangkan.
Keterpurukan terus Naomi derita, karena si sulung justru jatuh dalam jerat narkoba.
Hanya Usaha dan Doa tanpa henti yang Naomi lakukan untuk tetap bertahan, menyelamatkan dan menyembuhkan si sulung.
Keterhempasan dalam ekonomi, merelakan semua perhiasan yang di miliki di jual. Untuk melanjutkan hidup dengan membuka warung.
Tinggal cincin kawin melingkar,dan kalung berbandul jam.
Orang tua pun ikut mengajak Naomi menggugat cerai.
Namun yang Naomi ingat hanya, "Apa yang sudah dipersatukan Tuhan, tidak boleh diceraikan manusia."

Tuhan punya kehendak, Robert mengalami sebuah kecelakaan yang melumpuhkan dan menjadikan dirinya tak berdaya.
Hanya berbaring dan meminta belas kasihan Naomi.
20 tahun Naomi tetap mengasihi dan merawat Robert hingga hembusan nafasnya yang terakhir.

Sebuah resensi Film yang diangkat dari kisah nyata :
wanita dari Bandung yang menikah dibawah paksaan orang tua namun dalam keterlukaannya dia mampu menyembuhkan, serta mempertahankan kasih dalam keluarga. Dengan memberikan pengorbanan & pengampunan yang tak terbatas.
Dan inilah hakikat CINTA SEJATI.

70 x 07...

“Sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku?
(Dan 3:25.34-43; Mat 18:21-35)
“Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.
Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu!Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu

70 x 07...

Tidak ada komentar: