Rabu, 13 Oktober 2010

PYARRR....

Pyaarrr...

Gelas yang kupegang pecah.
Padahal gelas kesayangan, bukan sekedar karena bentuknya.
Namun bagaimana gelas itu kuperoleh. Dan hanya satu-satunya.
Gelas "SUSTAGEN" hadiah dari produk susu yang dikonsumsi Ryan sejak balita.
So, umur gelas itu kurang lebih 6 tahun.

Padahal sesaat sebelumnya, aku berpikir :
Ingin kubeli gelas yang serupa itu.
Aneh ???
Jangan-jangan si gelas merasakan maksud hati ku.. hiii..
( De ja Vu, ataukah Firasat , entahlah...)

Pyarrr...

Kenyataannya tidak bisa dihindari.
Haruskah ku menyesal?
Ya,  ku menyesal karena kurang hati-hati
Ya,  ku menyesal karena itu gelas kesayangan
Ya,  ku menyesal karena gelas itu hilang dan menjadi penghuni tong sampah.

Pyarrr... berserakan.

Gelas itu kini beling kaca yang berserakan.
Tajam dan melukai.
Termasuk anggota keluarga yang terkasih jika terkena serpihan kaca itu.

Dan dengan menyesal saja, serpihan beling kaca itu kan tetap berserakan.

Yang diperlukan hanyalah :
Rendahkan tubuh kita, dan mulai lah.
Lakukan :
1. Pengorbanan untuk membersihkan beling kaca yang berserakan,
Karena jari-jari ku harus meraba permukaan lantai untuk merasakan serpihan kaca tersebut.
Sebagian serpihan teramat kecil, namun kadang menyakitkan jikalau tak hati-hati.
Sapu memang cepat, namun tidak mampu menjangkau serpihan yang terkecil.
2. Ujian kesabaran untuk menyelesaikan pekerjaan ini.
3. Fokus dan kehati-hatian untuk meyakinkan tidak ada sisa dari serpihan yang berserakan.

Pyarrr... berserakan...

namun akan tetap berserakan,
ketika tak ada pengorbanan untuk merapikan serakannya.


Semarang, 24 agustus 2010
by : Diah Arumsasi.

Tidak ada komentar: