Senin, 24 Mei 2010

BAHULA dan TARA

Suatu hari Bahula (induk sapi) tertangkap oleh harimau yang ingin memangsanya.
Bahula memohon supaya diberikan waktu untuk menemui dan menyusui anaknya walaupun sebentar.
"Tolonglah, Ijinkan aku menemui anak ku untuk menyusui dan mengatakan salam perpisahan padanya."
Dengan memegang janji Bahula, Harimau  membiarkan Bahula pergi menemui anaknya si Tara. Kata harimau itu, "Tapi ingat, kalau kau tak kembali aku akan memakan engkau dan juga anakmu."

Tiba di rumah, Tara dan keluarga yang menanti di rumah sangat senang. Kata Tara, "Ibu kupikir harimau telah memangsamu."
Namun Bahula menangis dan bersedih karena dia tahu bahwa ini adalah saat terakhir baginya untuk bisa bersama anak yang disayanginya. Tara menjadi sangat sedih. Semuannya sangat sedih membayangkan apa yang akan terjadi kemudian. Pasti ini adalah saat terakhir yang mereka punya. Hanya melenguh, terdiam dan kelu. Merasakan kepedihan dan sakit perih hati mereka. Tapi bagi mereka, tidak berdaya melawan takdir yang ada.

Setelah selesai waktunya induk sapi mencurahkan kasih sayang kepada anaknya, dengan berat hati pergilah dia memenuhi janjinya kepada sang Raja Hutan untuk menjadi santapan yang lezat.
Dalam perjalananya dia bertemu dengan seorang kakek tua yang menghalangi langkahnya untuk menemui harimau. Si Kakek berkata, "Biarlah aku yang pergi untuk menjadi santapannya. Anakmu Tara masih sangat kecil." Namun Bahula menjawab, "Aku sudah berjanji kembali kepada harimau." Dan dengan langkah yang sedih Bahula melanjutkan perjalanannya.

Harimau gusar, dia mengira bahwa sapi itu telah membohonginya. Dan sesaat kemudian datanglah Bahula, katanya,"Aku memenuhi janjiku." Bersamaan dengan itu si Kakek juga muncul di hadapan mereka. Si kakek meminta harimau untuk memakan dirinya. Katanya,"Makan saja aku, toh aku sudah tua dan aku sering memburumu, kalau kau memakan ku tentu tak akan ada lagi manusia yang mengejar mu." Dan yang tak terduga si anak sapi, Tara pun sampai di tempat itu. Katanya,"Makan aku saja, dagingku pasti enak karena aku masih muda." Segera induk sapi mencegah, katanya,"Makan aku saja, aku gemuk tentu kau akan kenyang dari memakan dagingku ini."

Dan ketiga nya sibuk membujuk harimau untuk memakan mereka, dan hal ini ternyata membuat harimau menjadi bingung. Dan dalam hatinya dia berkata,"Sekalian saja mereka ku makan semua."

Dan di saat yang genting datanglah Kresna yang menjadi mediator bagi mereka berempat. katanya pada harimau,"Bukan kah harimau adalah binatang yang bijaksana. Mengapa kau lakukan itu kepada mereka?"
Dan karena kebijaksanaan Kresna si harimau menjadi sadar akan kesalahannya, katanya, "Maafkan aku Kresna, karena telah menjadi binatang yang tidak terhormat, dengan membiarkan sifat seorang iblis di dalam ku."

Bahula, Tara dan si Kakek akhirnya terlepas dari marabahaya yang mengancam.

Bahula mengatakan,"Dengan apakah aku membalas kebaikanmu Kresna?" Jawab Kresna,"Dengan mendidik anak mu untuk menjadi sapi yang cantik sepertimu." O, ternyata bukan ini saja Kresna memberikan alam dan hutan itu untuk dinikmati oleh mereka secara aman dan nyaman.

( Kulihat cerita ini di TPI, serial baru Animasi "Kresna", mendampingi Ryan jagoanku yang menikmati tayangan ini sambil menggambar. Dan jujur, Tayangan animasi yang indah dan menyentuh hati.)

Dan sebenarnya ini adalah penggambaran yang luar biasa, mengenai makna :
1. Kasih Sejati, Kasih yang tak menuntut balas bahkan Pengorbanan Besar untuk mereka yang dikasihi.
2. Berharganya Waktu yang kita punya untuk orang-orang yang terkasih, dan selalu ingat jika saja ternyata kita memiliki waktu yang sangat singkat. Sudahkah kita berpikir telah memberikan yang terbaik untuk mereka? Karena mungkin saja setiap saat adalah merupakan pertemuan terakhir.
3. Menjunjung tinggi Janji, walaupun sebuah janji yang memberikan dampak yang menyakitkan bagi diri sendiri tetapi membawa kebaikan dan kebahagiaan bagi orang lain yang terkasih.
4. Ataukah itu semua adalah Ujian yang membawa kita kepada tingkat kehidupan yang lebih tinggi karena berhasil "Mengalahkan diri sendiri." Karena memang bagian tersulit dalam kehidupan adalah berperang melawan diri sendiri.

Bagaimanakah dengan kita sebagai makhluk yang diciptakan dengan akal budi yang sempurna oleh Tuhan, segambar dan serupa dengan-Nya. Mampukah kita meneladani "Bahula dan Tara" ?

Diceritakan kembali oleh Diah Arumsasi
Semarang, 24 Mei 2010

Tidak ada komentar: