Rabu, 05 Mei 2010

PANGGILAN HATI

Seringkali kuceritakan kepada murid - muridku perjalanan cita - cita ku. Dengan harapan memberi inspirasi bagi mereka untuk belajar dan berpikir masa depan.

Masa bersekolah masa yang menyenangkan namun tidak ku sangkal kadang ku rasa lelah dan menegangkan.. bersama guruku yang menyenangkan dan juga menyebalkan.
Tapi bersyukur tiap moment terlewatkan dengan baik.

Guru ku yang menyenangkan menjadi inspirasi bagiku, sebaliknya yang menyebalkan menjadi cambuk bagi ku untuk menaklukkan pelajaran setidaknya demi nilai dan hasil yang baik di rapot.

Tapi hati bicara lain, menggerakkan langkah bersiap menjadi seorang guru. Dan itulah panggilan jiwa. Semakin kunikmati ketika menemui suka dan duka dalam menggali dan menggerakkan serta memotivasi jiwa - jiwa yang mencari ilmu dan bekal dalam kehidupan mereka.
Terkadang tidaklah mudah, menguras energi, pikiran dan jiwa. Alhasil terkadang tetap tidak jauh dari label "galak".. untung tidak menjadi penyakit darah tinggi.. he..

Namun yang ku syukuri adalah ketika murid - muridku akhirnya merasakan dan menyadari tujuan dan sikap yang kuterapkan. Mereka me remidi label "galak" menjadi "sadis".. duh.. semula bikin emosi.. wah ini semakin parah dari "galak" atau karena AFGAN sedang menjadi idola di kalangan mereka.. ya sudahlah aku coba sabar.

Dan di sebuah acara perpisahan kelas sekaligus syukuran kenaikan kelas 2008/2009, tak pernah terduga sebelumnya.. Mereka mengkoordinir mereka sendiri kalas XI IPS paralel, menggalang dana sendiri sekaligus menjadi Event Organisir bagi mereka datang ke rumah guru yang "sadis" ini..... so surprise... dan yang menggugah haru sampai pada akhirnya hanya meneteskan air mata ketika salah satu dari mereka mengatakan kesannya tentang aku secara jujur, "Bu Diah, jujur dulu saya benci sama ibu. Karena galak tetapi akhirnya yang terasa ibu seorang yang "sadis" artinya Santai tapi Disiplin. Semua yang ibu lakukan untuk kebaikan kami. Terimakasih dan minta maaf bu."
Tak terlukiskan rasa pada waktu itu.. hanya kelegaan dan kegembiraan dan semakin sayang kepada kalian murid - murid ku.

Dan semakin kucintai panggilan hati ku menjadi seorang guru..
Hampir 10 tahun ini tergenapi. Tapi belum cukup bagi ku..
Jika Tuhan mengijinkan dan memperlengkapi biarkan aku tetap menjadi guru yang memenuhi panggilannya semula, namun tidak tergerus oleh waktu dan keadaan yang selalu berubah.
I Love to be TEACHER.
Dan..........
Terus belajar untuk memberikan yang terbaik dalam membangun jiwa - jiwa yang sebenarnya di tangan mereka lah generasi bangsa ini disandarkan, melalui proses pengajaran dan dinamikanya.

Oya, semoga Ali Fauzan suatu ketika membaca tulisan guru mu yang "sadis" ini.
Terimakasih buat kejujuran mu, nak. Bu Diah tidak marah dan bu Diah berharap suatu ketika kita bertemu kamu sudah menjadi orang yang berhasil paling tidak dalam "mendisiplin" diri mu sendiri. Amin.

Tidak ada komentar: